APITAN DESA TLOGOMULYO Sabtu 25 mei 2024

  • May 31, 2024
  • Muhammad jamaludin

 

Apitan Desa Tlogomulyo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Telah di Gelar Pada Hari Sabtu 25 Mei 2024 di Halaman Rumah Kades.

Tradisi ini dilakukan di bulan Apit dalam kalender aboge atau bulan Dzulqo’dah dalam kalender hijriyah.

Apit sendiri merupakan nama bulan sebelum Bulan Besar dalam penanggalan Jawa.

Oleh karena itu, tradisi Apitan mengambil namanya dari nama bulan ini yaitu Apit. Tradisi Apitan juga biasa disebut dengan istilah bersih desa.

Tradisi ini diperkirakan dimulai pada masa penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa oleh Wali Songo pada sekitar 500 tahun yang lalu.

Tradisi ini mengintegrasikan dan memodifikasi tradisi Hindu yang telah ada dan dicampurkan dengan unsur keislaman.

Tradisi Apitan atau sedekah bumi bermakna sebagai wujud ungkapan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan makna filosofis bahwa manusia tercipta dari tanah, yang merupakan unsur bumi, lalu hidup di atas bumi dan mengonsumsi serta memanfaatkan segala hal yang dihasilkan oleh bumi, kelak manusia akan mati dan kembali ke bumi.

Tradisi Apitan di Kabupaten grobogan, pada umumnya diisi dengan Khataman Al-Qur’an, pagelaran wayang kulit, pagelaran ketoprak, dan kesenian daerah lainnya.

Tradisi Apitan juga kerap diramaikan oleh jajanan-jajanan tradisional seperti jagung bakar, gablek, kacang godog, gele godog, mlinjo godog, dan telur asin.

Prosesi dalam pelaksanaan tradisi Apitan dimulai dari pembukaan, sambutan, doa Apitan yang dimulai dengan tiga kali takbir, dilanjutkan dengan membaca ayat suci, shalawat nabi, tahlil, serta doa bersama yang dipandu oleh pemuka agama.

Kemudian dilanjutkan dengan agenda makan bersama, pertunjukan wayang dan kesenian, serta penutupan.

Menurut Eyang ROSIDI (2024) dalam jurnal “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Apitan di Desa Tlogomulyo, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan” tradisi Apitan juga berfungsi untuk mengajarkan nilai-nilai edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak.

Nilai-nilai tersebut antara lain adalah nilai religiusitas, kejujuran, kedisipllinan, cinta tanah air, toleransi, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan rasa tanggung jawab.

Tradisi Apitan juga menunjukkan teladan bagi generasi muda untuk bisa menjadikan tradisi Apitan sebagai warisan budaya leluhur bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan.